Selasa, 03 Januari 2012

Kengertian Kebudayaan



Pengertian Kebudayaan

       Pengertian Kebudayaan - Budaya atau Kebudayaan adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuiakan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.

       Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.

       Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.

PERAN, TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB GURU


PERANAN, TUGAS, DAN TANGGUNG JAWAB GURU

I.          Pendahuluan
Pembahasan mengenai guru selalu menarik, Karena ia adalah kunci pendidikan. Artinya, jika guru sukses, maka kemungkinan besar murid-muridnya akan sukses. Guru adalah figur inspirator dan motivator murid dalam mengukir masa depannya. Jika guru mampu menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi anak didiknya, maka hal itu akan menjadi kekuatan anak didik dalam mengejar cita-cita besarnya di masa depan. [1]
Dalam hal ini, guru adalah aktor utama di samping orang tua dan elemen lainnya kesuksesan pendidikan yang dicanangkan. Tanpa keterlibatan aktif guru, pendidikan kosong dari materi, esensi, dan substansi. Secanggih apapun sebuah kurikulum, visi misi, dan kekuatan financial, sepanjang gurunya pasif dan stagnan, maka kualitas lembaga pendidikan akan merosot tajam. Sebaliknya, selemah dan sejelek apa pun sebuah kurikulum, visi misi,dan kekuatan financial, jika gurunya inovatif, progresif, dan produktif, maka kualitas lembaga pendidikan akan maju pesat. Lebih-lebih jika sistem yang baik ditunjang dengan kualitas guru yang inovatif, maka kualitas lembaga pendidikan semakin dahsyat.[2]
Guru memiliki peranan, tugas dan tanggungjawab terhadap anak didiknya. Peran guru tidak akan bisa digantikan sekalipun dengan mesin canggih. Karena tugas guru menyangkut pembinaan sifat mental manusia yang menyangkut aspek-aspek yang bersifat manusiawi yang unik dalam arti berbeda satu dengan yang lainnya.
Mengingat pentingnya pemahaman mengenai peran, tugas dan tanggung jawab guru, maka hendaknya kita senantiasa mengkaji dan mendalami peran,tugas dan tanggung jawab guru secara terus menerus agar tercipta suasana belajar yang efektif bagi peserta didik.
II.       Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari pendahuluan di atas, ada beberapa hal yang menurut kami sangat relevan dan signifikan yang dapat dijadikan sebagai akar permasalahan yaitu:
1.      Apakah pengertian dari guru?
2.      Apa saja peranan seorang guru?
3.      Apa saja tugas yang harus diemban oleh guru?
4.      Bagaimana tanggungjawab seorang guru sebagai pendidik?

III.    Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah selain untuk memberikan pemahaman mengenai peran, tugas, dan tanggungjawab yang harus diemban oleh seorang guru dalam dunia pendidikan.

IV.    Pembahasan
A.  Pengertian Guru
Menurut Husnul Khotimah (2008), guru, dalam pengertian sederhana adalah orang yang memfasilitasi alih ilmu pengetahuan dari sumber belajar kepada peserta didik. Sementara, masyarakat memandang guru sebagai orang yang melaksanakan pendidikan di sekolah, masjid, mushala, atau tempat-tempat yang lain. Semua pihak sependapat bila guru memegang peranan amat penting dalam mengembangkan sumber daya manusia melalui pendidikan.

B.  Peranan Seorang Guru
Masih ada sebagian orang yang berpandangan bahwa peranan guru hanya mendidik dan mengajar saja. Mereka itu tak mengerti, bahwa mengajar itu adalah mendidik juga. Dan mereka sudah mengalami kekeliruan besar dengan mengatakan bahwa tugas itu hanya satu- satu bagi setiap guru.
Pandangan modern seperti yang dikemukakan oleh Adams & Dickey bahwa sesungguhnya peran guru sangat luas, meliputi:

a.       Guru sebagai pengajar
Guru bertugas memberikan pengajaran didalam sekolah ( kekas ).Ia menyampaikan pelajaran agar murid memahami dengan baik semua pengetahuan yang telah disampaikan itu.
b.      Guru sebagai pembimbing
Guru berkewajiban memberikan bantuan kepada murid agar mereka mampu menemukan masalahnya sendiri, memecahkan masalahnya sendiri, mengenal diri sendiri, dan menyesuaikan diri dengan lingkungnnya.
c.       Guru sebagai ilmuan
Guru dipandang sbagai orang yang paling berpengetahuan. Dia bukan saja berkewajiban menyampaikan pengetahuan yang dimilikinya kepada murid, tetapi juga berkewajiban mengembangkan pengetahuan itu dan terus menerus memupuk pengehahuan yang telah dimilikinya.
d.      Guru sebagai pribadi
Sebagai pribadi setiap guru harus memiliki sifat- sifat yang disenangi oleh murid- muridnya, oleh orang tua, dan oleh masyarakat. Sifat –sifat itu sangat diperlukan agar ia dapat melaksanakan pengajaran secara efektif.
e.       Guru sebagai penghubung
Sekolah berdiri di antara dua lapangan, yakni di satu pihak mengemban tugas menyampaikan dan mewariskan ilmu, teknologi, dan kebudayaan yang terus menerus berkembang dengan lajunya, dan dilain pihak ia bertugas menampung aspirasi, masalah kebutuhan, minat, dan tuntutan masyarakay. Di antara kedua lapangn inilah sekolah memegang peranannya sebagai penghubung dimana guru berfungsi sebagai pelaksana.
f.       Guru sebagai modernisator
Guru memegang peranan sebagai pembeharu, oleh karena melaluikegiatan guru penyampaian ilmu dan teknologi, contoh- contoh yang baik dan lain-lain maka akan menanamkan jiwa pembaharuan dikalangan murid.


g.      Guru sebagai pembangun
Sekolah turut serta memperbaiki masyarakat dengan jalan memecahkan masalah- masalah yang dihadapi oleh masyarakat dan dengan turut melakukan kegiatan pembangunan yang sedang dilaksanakan oleh masyarkat itu.[3]
C.  Tugas Guru
Selain sebagai actor utama kesuksesan pendidikan yang dicanangkan, ada beberapa fungsi dan tugas lain seorang guru, antara lain :
a.       Educator (pendidik)
Tugas pertama guru adalah mendidik murid-murid sesuai dengan materi pelajaran yang diberikan kepadanya. Sebagai seorang educator, ilmu adalah syarat utama. Membaca, menulis, berdiskusi, mengikuti informasi, dan responsive terhadap masalah kekinian yang sanagt menunjang peningkatan kualitas ilmu guru.
Ini berarti bahwa guru harus belajar terus-menerus. Dengan cara demikian ia akan memperkaya dirinya dengan berbagai ilmu pengetahuan sebagai bekal dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar.
b.      Leader
Guru juga seorang pemimpin kelas. Karena itu, ia harus bisa menguasai, mengendalikan, dan mengarahkan kelas menuju tercapainya tujuan pembelajaran yang berkualitas. Sebagai seorang pemimpin, guru harus terbuka, demokratis, egaliter, dan menghindari cara-cara kekerasan.
c.       Fasilitator
Sebagai fasilisator, guru bertugas memfasilitasi murid untuk menemukan dan mengembangkan bakatnya secara pesat.
d.      Motivator
Sebagai seorang motivator, seorang guru harus mampu membangkitkan semangat dan mengubur kelemahan anak didik bagaimanapun latar belakang hidup keluarganya, bagaimanapun kelam masalalunya dan bagaimanapun berat tantangannya.
e.       Administrator
Sebagai seorang guru, tugas administrasi sudah melekat dalam dirinya, dari mulai melamar menjadi guru, kemudian diterima dengan bukti surat keputusan dengan yayasan, surat instruksi kepala sekolah dan lain- lain.
f.       Evaluator
Sebaik apapun kualitas pembelajaran, pasti ada kelemahan yang perlu dibenahi dan disempurnakan. Disinilah pentingnya evaluasi seorang guru. Dalam evaluasi ini, guru bisa memakai banyak cara, dengan merenungkan sendiri proses pembelajaran yang diterapkan, meneliti kelemahan dan kelebihan, atau dengan cara yang lebih obyektif, meminta pendapat orang lain, misalnya kepala sekolah, guru yang lain, dan murid- muridnya.[4]
Profesi seorang guru juga dapat dikatakan sebagai penolong orang lain, karena dia menyampaikan hal-hal yang baik sesuai dengan ajaran Islam agar orang lain dapat melakasanakan ajaran Islam. Dengan demikian akan tertolonglah orang lain dalam memahami ajaran Islam. Musthafa Al-Maraghi mengatakan ”Orang yang diajak bicara dalam hal ini adalah umat yang mengajak kepada kebaikkan, yang mempunyai dua tugas, yaitu menyuruh berbuat baik dan melarang berbuat mungkar’’[5]. Dalam tafsir Al-Azhar, diterangkan bahwa: “Suatu umat yang menyediakan dirinya untuk mengajak atau menyeru manusia berbuat kebaikan, menyuruh berbuat yang ma’ruf yaitu, yang patut, pantas, sopan, dan mencegah dari yang mungkar.[6]
Daoed Yoesoef (1980) menyatakan bahwa seorang guru mempunyai tiga tugas pokok yaitu tugas profesional, tugas manusiawi, dan tugas kemasyarakatan (sivic mission). Jika dikaitkan pembahasan tentang kebudayaan, maka tugas pertama berkaitan dengar logika dan estetika, tugas kedua dan ketiga berkaitan dengan etika.
Tugas-tugas profesional dari seorang guru yaitu meneruskan atau transmisi ilmu pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai lain yang sejenis yang belum diketahui anak dan seharusnya diketahui oleh anak.
Tugas manusiawi adalah tugas-tugas membantu anak didik agar dapat memenuhi tugas-tugas utama dan manusia kelak dengan sebaik-baiknya. Tugas-tugas manusiawi itu adalah transformasi diri, identifikasi diri sendiri dan pengertian tentang diri sendiri.
Tugas kemasyarakatan merupakan konsekuensi guru sebagai warga negara yang baik, turut mengemban dan melaksanakan apa-apa yang telah digariskan oleh bangsa dan negara lewat UUD.1945.dan.GBHN.         
Ketiga tugas guru itu harus dilaksanakan secara bersama-sama dalam kesatuan organis harmonis dan dinamis. Seorang guru tidak hanya mengajar di dalam kelas saja tetapi seorang guru harus mampu menjadi katalisator, motivator dan dinamisator pembangunan tempat di mana ia.bertempat.tinggal.
Ketiga tugas ini jika dipandang dari segi anak didik maka guru harus memberikan nilai-nilai yang berisi pengetahuan masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang, pilihan nilai hidup dan praktik-praktik komunikasi. Pengetahuan yang kita berikan kepada anak didik harus mampu membuat anak didik itu pada akhimya mampu memilih nilai-nilai hidup yang semakin komplek dan harus mampu membuat anak didik berkomunikasi dengan sesamanya di dalam masyarakat, oleh karena anak didik ini tidak akan hidup mengasingkan diri. Kita mengetahui cara manusia berkomunikasi dengan orang lain tidak hanya melalui bahasa tetapi dapat juga melalui gerak, berupa tari-tarian, melalui suara (lagu, nyanyian), dapat melalui warna dan garis-garis (lukisan-lukisan), melalui bentuk berupa ukiran, atau melalui simbul-simbul dan tanda tanda yang biasanya disebut rumus-rumus.
Ahmad Tafsir membagi tugas-tugas yang dilaksanakan oleh guru antara lain adalah: [7]
1.      Wajib mengemukakan pembawaan yang ada pada anak dengan berbagai cara seperti observasi, wawancara, melalui pergaulan, angket dan sebagainya.
2.      Berusaha menolong anak didik mengembangkan pembawaan yang baik dan menekankan pembawaan yang buruk agar tidak berkembang.
3.      Memperlihatkan kepada anak didik tugas orang dewasa dengan cara
memperkenalkan kepada anak didik tugas orang dewasa dengan cara memperkenalkan berbagai keahlian, keterampilan, agar anak didik memilikinya dengan cepat.
4.      Mengadakan evaluasi setiap waktu untuk mengetahui apakah perkembangan anak didik berjalan dengan baik.
5.      Memberikan bimbingan dan penyuluhan tatkala anak didik melalui kesulitan dalam mengembangkan potensinya.

D.    Tanggung Jawab
Tanggung jawab para guru  dan unsur pendidikan lainnya bukan hanya sekedar dalam hal mengajar atau memajukan dunia pendidikan di sekolah ditempatnya bertugas, tetapijuga bertangggung jawab untuk mengfajak masyarakat di sekitarnya masing-masing untuk ikut berpartisipasi dalam memajukan pendidikan di wilayahnya. Maju mundurnya pendidikan di daerah tergantung kinerja para dewan guru, pengawas ekolah dan komite sekolah, karenanya diharapkan semuanya biasa menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya yang disertai keikhlasan hati dalam mengemban amanah yang diberikan.
Guru yang professional akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun metode. Selain itu juga ditunjukkan melalui tanggung jawabnya dalam melaksanakan seluruh pengabdiannya. Guru yang professional hendaknya mampu memikul dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada peserta didik, orang tua, masyarakat, bangsa, negara dan agamanya. Guru professional mempunyai tanggung jawab pribadi, sosial, intelektual, moral dan spiritual. Tanggung jawab pribadi yang mandiri Yang mampu memahami dirinya, mengelola dirinya, menngendalikan dirinya dan menghargai serta mengembangkan dirinya. Tanggung jawab social diwujudkan melalui kompetensi guru dari lingkungan social serta memiliki kemampuan interaktif yang efektif. Tangggung jawab intelektual diwujudkan melalui penguasaan berbagai perangkat pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk penunjang tugasnya. Tanggung jawab spiritual dan moral diwujudkan melalui penampilan guru sebagai makhluk beragama yang perilakunya senantiasa tidak menyimpang dari norma agama dan moral.

V.         Simpulan
Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru.
Sedangkan peran guru bukan hanya sebagai pendidik semata, akan tetapi sangatlah luas, meliputi:
1.      Guru sebagai pengajar
2.      Guru sebagai pembimbing
3.      Guru sebagai ilmuan
4.      Guru sebagai pribadi
5.      Guru sebagai penghubung
6.      Guru sebagai modernisator
7.      Guru sebagai pembangun
Selain sebagai pendidik ada beberapa fungsi dan tugas lain seorang guru, antara lain :
1.      Educator (pendidik)
2.      Leader
3.      Fasilitator
4.      Motivator
5.      Administrator
6.      Evaluator
Dalam melakukan tugas dan peran yang mulia diatas seorang guru harus melandasinya dengan tanggung jawab yang tidak didasari oleh kebutuhan financial belaka, tapi tanggung jawab peradaban yang besar bagi kemajuan negeri tercinta, Indonesia. Oleh Karena itu, ia harus menekuni profesinya dengan penuh kesungguhan dan kerja keras. Karena lepas dari persoalan fianansial yang menjadi kebutuhan setiap manusia, ketulusan guru dalam mendidik dan mengantarkan anak didik menggapai cita-cita luhur adalah karya terbesarnya yang akan diabadikan sejarah.

VI.      Penutup
Demikianlah makalah ini kami buat, tak ada gading yang tak retak dan kesempurnaan hanyalah milikNya. Kami mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan makalah kami natinya. Semoga makalah ini bisa memberikan wacana baru serta bermanfaat bagi kita semua.

VII.   Daftar Pustaka
Ahmad Al-Musthafa Al-Maraghi. Terjemahan Tafsir Al-Maraghi, Juz IV. (Semarang: Toha Putra, 1986.
Ahmad Tafsir. 2004. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hamka. Tafsir Al-Azhar, Juz IV. (Jakarta: PT. Pustaka Panjimas, 1983).
Jamal Ma’mur Asmani. Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, Dan Inovati,, cetakan VII. Diva Press. Jogjakarta. 2010.
M. Ja’far. Beberapa Aspek Pendidikan Islam. (Surabaya:Al-Ikhlas, 1992).
Oemar Hamalik. Proses Belajar Mengaja., Bumi Aksara. Jakarta. 2003


[1]  Jamal Ma’mur Asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, Dan Inovatif, cetakan VII, Diva Press, Jogjakarta, 2010, hlm 17.
[2]  Ibid, hlm 6.
[3] Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta, 2003,hal 126
[4] Jamal Ma’mur Asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif,Kreatif, dan Inovatif, Diva Press, Jogjakarta,2010, hlm 55
[5]  Ahmad Al-Musthafa Al-Maraghi, Terjemahan Tafsir Al-Maraghi, Juz IV, (Semarang: Toha Putra, 1986, hal 31
[6] Hamka, Tafsir Al-Azhar, Juz IV, (Jakarta: PT. Pustaka Panjimas, 1983), hal. 31
[7] Ahmad Tafsir. 2004. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.